Jumat, 30 Agustus 2013

Puisi Untuk Anisa

Dalam cahaya lilin
Samar kutulis ini
Karna jeratan waktu
Dia menunggu...

Goyangan pena
Melenggak-lenggok
Dalam parutan waktu
Dia menunggu...

Tetap menunggu
Menunggu sebuah puisi
Kupikir hanya ini
Puisi untuk anisa

Galih Maulana Septian, 26 Maret 2011

Rabu, 28 Agustus 2013

Story Galau FINAL

Setelah gue semakin dewasa dan semakin gembrot, akhirnya gue lulus sekolah, gue lanjut kuliah di kota kembang kempis, Bandung. Di sini bener-bener berbeda sob, liar, kaya di jungle gitu, gue harus bertahan hidup sendiri di sini, nyari makan sendiri, tidur sendiri, mandi sendiri, ee sendiri, pokoknya segalanya sendiri. (ironis keempat). Pertama kali masuk kuliah gue merasa menjadi orang paling oon di sini, jelas aja, dulu hidup gue serba kedesa-desaan dan sekarang harus berlaga kekota-kotaan, di kuliah ini banyak hal baru yang gue dapet selain materi perkuliahan, belajar di kampus beda jauh sama waktu kita di sekolah, kalau di sekolah kita terpatok harus masuk jam tujuh pagi, kalau di perkuliahan ini jadwalnya seenak mereka, kadang ngasih jadwal yang beneran tanggung banget sob, coba aja lo banyangin misalnya kuliah dengan sembilan belas SKS, tapi jadwalnya itu hanya hari senin dan hari sabtu doang, gila kan? Jadi untuk hari-hari lainnya gue pake apa? untung gue orangnya gaul jadi gue pake tuh jadwal kosong buat hibernasi beberapa hari, dan semakin bengkaklah gue, ada juga jadwal yang gak kalah nanggung, contoh lagi misalnya sama kaya yang tadi sembilan belas SKS, dan lo dapet jadwalnya satu-satu tiap hari, betapa kesalnya itu sob, jadi gak ada waktu buat pulang kampung deh, awal-awal masuk universitas adalah bencana besar bagi gue sob, tentunya dengan adanya ospek ini, dan gak tanggung-tanggung ada tiga kali ospek, yang pertama ospek dari Universitas itu bisa tiga hari, ada juga dari Fakultas dan Jurusan, gue tadi bilang menderita karena gue orang yang paling mencolok di sana, gimana gak mencolok badan gue sebesar kuda nil hamil gitu, ya hasilnya gue jadi bahan siksaan kakak kelas, tapi sebenernya itu bukan masalah yang baru bagi gue karena tiap kali masuk instansi apapun gue selalu menjadi bahan penyiksaan (ironis kelima), untungnya gue tipikal orang yang supel, supel ya bukan super karna gue bukan super hero dan bukan merk rokok, jadi banyak punya temen, mau itu temen cewe, cowo, atau bencong sekalipun, gue disukai banyak orang karena kesupelan gue ini, tapi kadang-kadang gue juga sensitif, agresif, karismatik, rematik, gotik, dan taik (maaf). Kuliah gue sih standar-standar aja, gak begitu bego, gak begitu pinter juga, ya cukuplah dapet nilai C, nah! Ngomong-ngomong masalah nilai, ini juga beda jauh sama waktu gue SMA dulu, nilainya diperkuliahan ini hanya ada lima, A, B, C, D, dan E,  A untuk nilai 4, B untuk nilai 3, C untuk nilai 2, D untuk nilai 1 dan E untuk nilai badan gue, (bulet maksudnya). Kalian penasaran gak gue masuk Fakultas dan Jurusan apa? pasti dong!, gue masuk Fakultas Keguruan dan Jurusan Caheum-Ledeng, bohong ding, gue ngambil jurusan Bahasa Indonesia, jadi intinya gue mau jadi guru bahasa Indonesia, keren ya gue? Kenapa gue ngambil keguruan, karena menurut nyokap gue buat nyari kerja nantinya akan lebih gampang kalau jadi guru dan karena gue juga dulu terlalu galau untuk memikirkan mau dilanjutin kemana, ya gue terima-terima aja dengan lapangan dada. Back to Nature (itu game favorite gue!), kuliah di fakultas keguruan ini ternyata tidak seenak yang gue pikirkan, karena gue kira di kuliah manapun gue bisa memakai pakaian yang bebas dan sedikit nyeleneh, tapi di sini gue gak bisa kaya gitu, gue harus berpakaian sesopan mungkin, ya iyalah gue kan calon pendidik, masa calon pendidik yang ganteng kaya gue bajunya compang camping, rambutnya gimbal kaya bulu domba kampung dan giginya kuning kaya yang baca (bakar bukunya). Dosen-dosennyapun beraneka ragam, ada yang biasa kita jaman SMA, ada juga yang baik banget, ada juga yang uang banget, ada juga yang gaul banget ah pokoknya beraneka satwa ada di sana (ups).

Galih Maulana Septian, 28 Agustus 2013


Story Galau Part 4

Setelah sekian tahun terjebak di desa yang kecil ini akhirnya untuk kali pertama, gue berani tembus ke yang lebih kota (sombong), gue lanjut sekolah ke SMA populer di kota gue, ya karena gue sekolah di sana jadi menurut gue sekolahan gue ini memang sekolahan populer, gue sekolah di jaman yang kali ini memang alay, karena kealayannya itu gue juga jadi ikut-ikutan alay, kalau kalian pikir alay-alayan gue itu dengan cara berfose menggunakan kamera HP di atas sih itu sudah biasa, kuno, basi!, gue melakukan hal ekstrim lainnya sob, gue berfose dengan gaya sok sok-an model gitu, gak pernah nyadar kalo selama ini gue itu gembrot, cebol dan penuh jerawat (jijik), gue tetep pede berfose gaya model, ah itulah kealayan gue dalam dunia perfotoan, ada lagi yang tak kalah menjijikannya dari gue, gue selalu berlaga sok imut di depan guru gue, lo tahu sendirikan jaman dulu banyak anak cewe yang berlaga sok imut di depan gurunya dengan ngomong menyerupai anak kucing kejepit, nah! Itu juga gue lakuin sob, supaya dapat perhatian lebih dari guru, gue ngomong dengan berlaga imut dan dengan suara kucing kejepit, karena gue bukan cewe dan cowo juga setengah mateng, alhasil sang gurupun jijik melihat tingkah gue yang seperti itu, dia menyuruh gue push up biar gue agak machoan dikit, guru itu benar, gue harus rubah sikap gue yang berlenje-lenje ini, akhirnya gue berubah (masih di jaman alay), gue berubah menjadi pria macho dengan sok-sokan urakan dan sedikit agak liar, gue berani menjadi pria yang benar-benar pria dengan selalu mengintipi anak gadis yang sedang ganti baju, namun hal itu di mata guru gue masih salah, kenapa selalu salah? Apa yang harus gue perbuat? Gue berlaga macho salah, centil kecewe-cewean juga salah? Ternyata memang dasarnya gue oon jadilah seperti ini, untuk merubah sikap gue yang kali ini terlihat agak berbahaya, gue bergabung dengan anak mesjid, konon katanya anak mesjid banyak di sukai anak cewe, karena hingga saat itu gue masih jomblo, gue mencoba untuk menjadi anak mesjid yang gak alay dan kalem, kebetulan saat gue SMA, melejit film berbau islam yang menginsfirasi anak muda untuk menjadi lebih baik, ‘Ayat-ayat Cinta’ itu film pedoman gue, si tokoh utama yang bernama Fachri ini adalah tokoh yang benar-benar berbeda, dia tidak pernah sama sekali bersentuhan dengan pria, dan tentunya hal itu disukai banyak anak gadis, gue mencoba untuk menjadi si Fachri ini, gue rubah sikap gue, rubah penampilan gue, agar terlihat sama seperti dia, tapi hal ini justri di benci oleh teman-teman cewe gue, katanya gue terlalu lebay, masa di sentuh sedikit teriak, istighfar, dan lari tunggang langgang. Ada satu kejadian saat gue merasa gue seperti Fachri, gue sedang belajar di dalam kelas, tiba-tiba ada pelajaran Bahasa Indonesia dan materi untuk saat itu tentang drama, sang guru menyuruh gue untuk beradu ekting dengan salah seorang teman gue, cewe, jelas gue menolak, gue gak mau harga diri gue terinjak-injak dengan memegangnya (lebay) sang guru itu kehabisan akal dan diapun menyerah terhadap pendirian gue, dan hasilnya nilai Bahasa Indonesia gue jeblog (ironis ketiga).
Di jaman batu yang keren ini, tentunya gue gak terlalu naif juga untuk merasakan cinta, gue pernah jadian sama satu cewe yang menurut gue kecenya luar biasa, jarang-jangan kan ada cowo gembrot kaya gue dicintai sama cewe cantik kaya dia, biar gue deskripsikan paras cantiknya itu ya, nama cewe gue ini Dina, dia sekolah di sekolah yang berbeda sama gue, gue pacaran baru pertama kali, sedangkan dia udah beberapa kali, mukanya oriental seperti susu kental manis full cream, badannya six-pack kaya biola Spanyol, dan hobinya jalan-jalan, karena dulu gue tiap kali sekolah suka bawa motor, jadi kadang kami pergi bersama, jelas gue nganterin dia dulu ke sekolahnya, orangnya gak ribet, dia gak kaya cewe kebanyakan yang ribetnya luar binasah, dia gak pernah mau minta anter ke sana ke sini, mandiri abis deh, pokoknya dia sempurna banget bagi gue, cara pacaran kami juga berbeda dari biasanya, hanya perlu jalan-jalan ke Mall dan diem di tempat gamezone, nah di sanalah kami berpacaran, gue sibuk maen game balap motor, dan dia asik dengan game joget-jogetan, setelah beres kita langsung pulang dan selama perjalanan kita saling tanya menang berapa kali, gitu aja sih pacaran gue, keren gak? (garing). Namun sob, ternyata dia bukanalah jodoh gue, naas bagi gue ketika menjelang usia yang ke tujuh bulan, cewe gue meninggal, sedih kan? Gue sih sedih banget kehilangan dia, cewe yang benar-benar tipe gue banget, gak ada tuh cewe kece sekeren dia dan sama oonnya dengan gue yang mampu buat hari-hari gue indah di gamezone, semenjak saat itulah gue gak pernah main ke gamezone lagi, gue lebih memilih murung di kamar sambil maen PS 2.



Galih Maulana Septian, 28 Agustus 2013

Story Galau Part 3

SMP atau SLTP gue mulai tumbuh rasa percaya diri yang tinggi, kenapa gue bilang tinggi, karena ada yang lebih cebol dari gue, sebelumnya gue ini anak yang paling pendek, tepatnya mendekati cebol. OMG! Udah gembot cebol pula (ilpil). Jaman gue SMP gue masih belum terlalu kenal dengan yang namanya gadget, maklum gue ini tinggal di desa yang belum terjamah manusia, manusia maksud gue di sini buka manusia yang cinta lingkungan tapi manusia yang justru merusak lingkungan, desa gue bener-bener adem ayem meski katanya kota gue, kota terpanas di Indonesia (pasti mikir di mana). Hidup gue masih alami seperti orang-orang kampung yang cupu-cupu (maaf) dan gue bangga dengan hal itu, kebiasaan gue sama temen-temen sekomplotan gue (ketika itu belum mengenal istilah genk) yaitu berenang di tanggul yang lumayan gede, main ke sawah buat ngurek –nyari belut- dan main sepuasnya sampe bener-bener bau matahari. Pokoknya kehidupan gue di kampung ini terkesan sederhana namun memiliki arti yang sangat dalam deh sob.

Story Galau Part 2

Menginjak usia sekolah, gue sekolah kaya anak kebanyakan, standar sih, gue langsung ke sekolah dasar tanpa melalui tahap nol nol-an kaya jaman sekarang yang harus ribet melaluinya, kalian tahu kan maksud gue? ya! TK, Taman Kanak-kanak, entah kenapa tiap kali gue denger nama TK gue suka geli, ‘Taman Kanak-kanak’, gue geli aja, katanya taman kanak-kanak tapi si kanak-kanak ini belajarnya justru bukan di taman, tapi di kelas (ironis kedua), untungnya gue gak ngalamin masa suram itu, karena orang tua gue lebih memilih untuk langsung memasukan gue ke sekolah dasar. Namun ternyata kekelaman gue ada juga di sini, ketika pertama kali masuk sekolah, gue ngerasa kalau guru gue memberikan pelajaran yang menurut gue kurang masuk diakal, masa gue bawa buku tulis dan niat buat nulis materi pelajaran tapi si guru gue ini nyuruh gue buat pagar? Gila kan? (gue yang gila) karena waktu itu gue masih kecil dan gue gak bisa melawan kehendak yang di atas (cicak), akhirnya gue turuti kemauan guru itu, gue nulis pagar di buku yang masih suci itu.

Story Galau Part 1

Hai, gue mau menceritakan kisah hidup gue yang random ini, perkenalkan, nama gue Nando, nama yang menurut gue nama yang pasaran, gue sempet nanya sama nyokap gue tentang nama gue ini dan nyokap gue bilang dangan santainya nama gue diambil dari salah satu serial telenovela yang sempat membuming kala itu, nama cowo yang keren dan gagah perkasa, Fernando Colunga, coba deh inget-inget lagi sama kalian siapa Fernando ini, apa kalian inget? Pasti ingetlah, ya si cowo gagah ini yang ada di telenovel ‘Cinta Paulina’ sama ‘Esmeralda’! Coba siapa yang tidak tahu telenovela itu? Gue aja tahu, dan dulu gue sangat bangga banget dengan nama itu, karena gue yakin bahwa kelak ketika gue dewasa wajah dan postur tubuh gue akan sama dengan ‘Fernando Colunga’ yang asli. Tapi nama gue bukan itu kok sobat, nama Asli gue Fernando Alway Kolbu, kalian jangan terheran-heran apalagi tertawa dengan nama gue ini, nama ini anugerah yang orang tua gue kasih sama gue, ya walaupun kalau diartikan menjadi Fernando selalu di hati. Setelah gue dewasa betapa malunya gue menyandang nama itu, temen-temen gue selalu meledek, menghina, mencaci bahkan mengutuk (lebay) gue dengan ejekan itu. Lo bayangin aja ketika absen kelas saat pertama kali masuk sekolah yang harusnya kita eksis dengan nama masing-masing, justru tidak bagi gue. Dalam hitungan detik, orang-orang langsung tertawa medengar nama itu. Kalau saat itu gue boleh lari, gue bakalan lari dan menutup mata gue ala-ala anak cewe dan menangis di kamar mandi.
Kalian boleh tertawa mendengar nama gue, tapi kali ini kalian akan gue bikin nangis sejadi-jadinya, sampe kalian benar-benar merasa kalian bersalah karena telah menertawakan gue. Ha Ha Ha (gaya tertawa Mikha di sinetron Cinta Fitri). Jadi begini ceritanya, gue lahir dari pasangan bapak Nono Martono dan ibu Titi Martiti, tuh mendengar nama orang tua gue aja, gue udah yakin kalau mereka itu adalah jodoh, buktinya dapat kalian lihat dari seberapa miripnya nama mereka, dari hurup ‘O’ yang bulet lembek dan huruf ‘I’ yang panjang tegang (ngeres). Gue pernah nanya sama bokap gue di mana tempat mereka ketemu pertama kali dan kata bokap gue bilang, mereka bertemu ketika sedang bekerja di pabrik yang sama, ketemunya juga gak tanggung-tanggung sob, di WC! Bayangin, pandangan pertama mereka terjadi di WC! Makanya sampai saat ini mulut gue bau WC (apa hubungannya?). Memang benar kata kebanyakan orang (emang siapa yang bilang) kalau cinta itu datang di mana saja, bahkan di tempat sejorok itu, benar-benar jorok. Dan tak lama beberapa bulan proses PDKTan mereka, akhirnya gue lahir (loh?) ya pastinya nikah dulu dan buat gue dululah. Lahirlah gue, cowo imut, berparaskan ayu seperti Ayu Ting-ting. Kalian pasti penasaran dengan wajah gue kan? Gue kasih tahu dikit, gue bukan yang kalian bayangin dengan wajah tampan maskulin dan berbadan six pack ala-ala boyband Korea, gue ya gue, badan gue tumbuh subur sesubur eyang subur, mata gue gede segede Ade Rai, rambut gue item seitem Will Smith,  dan pantat gue montok semontok Prety Asmara, udah kalian bayangin? Gimana? Serem? Gue aja serem ngebayanginnya. Skip.




Selasa, 20 Agustus 2013

Bodoh



Termangu manatap nasib

Sebuah gertak merobek dada

Busuk sang hati menanam impian

Jauh tak terlampau namun hanya angan



Menunggu impian membawa kekosongan

Hadir dan hanya kekosongan

Mangkuk kecil yang berisikan luka

Gerak yang hanya setitik

Galih Maulana Septian, 20 Agustus 2013

Skripsi



Sedikit curhat tentang kesalahan fatal gue, kali ini gue adalah mahasiswa smester akhir di UNPAS dan ceritanya sih gue lagi nyusun sekeripseh, awalnya sih gw paling semangat dan bisa cepet ngerjain, tapi sekarang gatau kenapa jadi org terakhir yang beres, gatau gue lagi galau ga jelas, penyebabnya sih cumah satu “video” itu tuh yg bikin gue galau, jadi skripsi gue terhambat TOTAL, ah gw galau nih, soalnya video itu penentu bagi gue, kalo ga ada video itu gue ga bisa ikutan sidang!!! Hal inilah yg membuat gue males buat ngelanjutin skripsi, ditambah lagi ga ada someone special yang bisa bikin gue semangaaaattttt,,, adakah yang mau jadi pacar gue? *miris*.

Maka dari itulah geu stalk teu puguh gini,,,, segala angan dan cita gue mendadak lenyap hanya karna si video ini!!! Dasarrr!!!!

Well buat para pembaca yang budiman, gw minta doain gue ya? Biar gue ga gini-gini aja? PLEASE,, da bageur.





Galih Maulana Septian, 20 Agustus 2013 

Kamis, 15 Agustus 2013

MasterChef

Selamat lebaran untuk semuanya....... ^^ mohon maaf kalo selama ini saya punya salah sama kalian yang baca blog gue, terutama yang ngerasa nyesel udah masuk ke blog gueh yang isinya sampah ga jelas gini... maaf yang sebesar-besarnya ya... lebaran kali ini adalah lebaran yang sangat spesial buat gue broooh, karena di harinya si fitri ini gue kembali dekat dengan nyokap dan bokap gue, seneng bangetlah, apalagi karena selama ini gue ada banyak masalah dan salah ama mereka.... ya walaupun gue beranggapan kalau ramadan ini adalah ramadan yang paling menyedihkan buat gue!

Kali ini di coretan gue ini gue ingin berbagi sedikit hobi baru gue, bukan baru sih udah agak lama juga sebenernya, cuman ya baru terrealisasikan sekarang aja, tebak apa coba? MASAK! ya! gue hobi masak, dan gue udah berhasil buat masakan-masakan yang menurut gueh sih enak banget, mirip masakan ala bintang 7 gitu,, wekawekaweka.... ada beberapa masakan yang setidaknya udah gue kuasain dan yang menjadi andalan buat gue, yaitu: pancake with ice cream or honey, ricoto, meat soup, and rendang! wow amazing ya? heheheee... 

Kecintaan gue di dunia masak semakin besar karena adanya acara ajang pencarian bakat memasak, kalian pasti udah tau kan? coba apa? ya bener! MASTER CHEF. inilah yang bikin gue semakin suka masak, karena menurut gueh cowo yang bisa masak itu SEXY. hihihihihi...

Eh kalian jangan berpikiran kalau gue berubah haluan ya, karena tetep hobi utama gue ya nulis cerita-cerita sampah ini... nulis cerita udah jadi bagian jiwa gue (ceee ileehhhh) nah baru deh ke masak, akting dan nyanyi ... hehehehe... kebukti loh gue udah menyelesaikan satu novel yang mau (belum) gue kirimin ke penerbit, dosin gue ya supaya novel gue tembus pasaran :D mau tau ga judulnya? gue kasih kisi-kisinya ya, hahahaaa kaya mau ujian aja... judulnya yaitu "aku dan sebuah surat"!!!!!! klasik banget ya? kalo diliat dari judulnya sih ga menarik, tapi so geura baca dulu, pasti kalian makin ga mau baca,, hihihihii... kidding, ya menurut gue sih seru ya ceritanya, buka bodor sih soalnya gue orangnya serius ambisius dan mulus (naon coba)... back to cooking, gue mau memperdalam lagi keahlian gue memasak soanya gue pengen ikutan acara itu, tujuannya sih biar gue bisa jadi artis soalnya ya, kalo gue ngandelin akting, ga terlalu berhasil karena muka gue yang standar abis! alias biasa, ga ganteng ga jelek, wkwkwkwkkkk....trus kalo ngandelin dari vokal gue, lo bayangin aja, semua keponakan gue selalu mengemis-ngemis kegue suapaya gue jangan nyanyi di depan mereka karena suara gue yang SUPER sumbangggg!!!! ah meni ilpillll..... jadi cara satu-satunya ya dengan gue ikutan acara ini, hhihhhiiihihii...

Walaupun kata semua orang ga mungkin gue bisa lolos tapi gue tetep memegang teguh sebuah quotes ntah itu dari siapa awalnya, kalau tidak ada yang tidak mungkin, atau dalam bahasa jawanya nothing is impossible!!!!!! so gue bakalan kerja keras buat agar gue jadi jago masak dulu tanpa meninggalkan dunia tulis menulis ini :D 


Galih Maulana Septian, 15 Agustus 2013

Jumat, 02 Agustus 2013

Gembok


Seorang ibu duduk di depan rumah, menikmati hangatnya sinar sang surya pagi hari sambil meminum secangkir kopi, tak lama ada seorang pria muda menghampirinya. “Ibu, aku sudah menemukan gemboknya” sambil merangkul seorang gadis manis di sampingnya.

Galih Maulana Septian, 02 Agustus 2013
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...