Rabu, 28 Agustus 2013

Story Galau Part 1

Hai, gue mau menceritakan kisah hidup gue yang random ini, perkenalkan, nama gue Nando, nama yang menurut gue nama yang pasaran, gue sempet nanya sama nyokap gue tentang nama gue ini dan nyokap gue bilang dangan santainya nama gue diambil dari salah satu serial telenovela yang sempat membuming kala itu, nama cowo yang keren dan gagah perkasa, Fernando Colunga, coba deh inget-inget lagi sama kalian siapa Fernando ini, apa kalian inget? Pasti ingetlah, ya si cowo gagah ini yang ada di telenovel ‘Cinta Paulina’ sama ‘Esmeralda’! Coba siapa yang tidak tahu telenovela itu? Gue aja tahu, dan dulu gue sangat bangga banget dengan nama itu, karena gue yakin bahwa kelak ketika gue dewasa wajah dan postur tubuh gue akan sama dengan ‘Fernando Colunga’ yang asli. Tapi nama gue bukan itu kok sobat, nama Asli gue Fernando Alway Kolbu, kalian jangan terheran-heran apalagi tertawa dengan nama gue ini, nama ini anugerah yang orang tua gue kasih sama gue, ya walaupun kalau diartikan menjadi Fernando selalu di hati. Setelah gue dewasa betapa malunya gue menyandang nama itu, temen-temen gue selalu meledek, menghina, mencaci bahkan mengutuk (lebay) gue dengan ejekan itu. Lo bayangin aja ketika absen kelas saat pertama kali masuk sekolah yang harusnya kita eksis dengan nama masing-masing, justru tidak bagi gue. Dalam hitungan detik, orang-orang langsung tertawa medengar nama itu. Kalau saat itu gue boleh lari, gue bakalan lari dan menutup mata gue ala-ala anak cewe dan menangis di kamar mandi.
Kalian boleh tertawa mendengar nama gue, tapi kali ini kalian akan gue bikin nangis sejadi-jadinya, sampe kalian benar-benar merasa kalian bersalah karena telah menertawakan gue. Ha Ha Ha (gaya tertawa Mikha di sinetron Cinta Fitri). Jadi begini ceritanya, gue lahir dari pasangan bapak Nono Martono dan ibu Titi Martiti, tuh mendengar nama orang tua gue aja, gue udah yakin kalau mereka itu adalah jodoh, buktinya dapat kalian lihat dari seberapa miripnya nama mereka, dari hurup ‘O’ yang bulet lembek dan huruf ‘I’ yang panjang tegang (ngeres). Gue pernah nanya sama bokap gue di mana tempat mereka ketemu pertama kali dan kata bokap gue bilang, mereka bertemu ketika sedang bekerja di pabrik yang sama, ketemunya juga gak tanggung-tanggung sob, di WC! Bayangin, pandangan pertama mereka terjadi di WC! Makanya sampai saat ini mulut gue bau WC (apa hubungannya?). Memang benar kata kebanyakan orang (emang siapa yang bilang) kalau cinta itu datang di mana saja, bahkan di tempat sejorok itu, benar-benar jorok. Dan tak lama beberapa bulan proses PDKTan mereka, akhirnya gue lahir (loh?) ya pastinya nikah dulu dan buat gue dululah. Lahirlah gue, cowo imut, berparaskan ayu seperti Ayu Ting-ting. Kalian pasti penasaran dengan wajah gue kan? Gue kasih tahu dikit, gue bukan yang kalian bayangin dengan wajah tampan maskulin dan berbadan six pack ala-ala boyband Korea, gue ya gue, badan gue tumbuh subur sesubur eyang subur, mata gue gede segede Ade Rai, rambut gue item seitem Will Smith,  dan pantat gue montok semontok Prety Asmara, udah kalian bayangin? Gimana? Serem? Gue aja serem ngebayanginnya. Skip.




Ternyata gue masih belom bikin kalian nangis, susah amat sih? Kalau gitu gue bakalan rubah caranya biar kalian nangis dan jerit-jerit histeris ala-ala Cherrybelle “Istimewa”. Kehidupan keluarga gue bisa dibilang berkecukupan sob, bahkan lebih mendekati kekurangan, gue tinggal di gubuk derita yang kecil dan membahana, dengan bilik kayu dan lantai tanah di setiap tempatnya. Tapi gue ngerasa bahagia aja gitu tinggal di sana, gue gak pernah merasakan kesedihan apapun, hidup gue indah meski dengan rumah kumuh yang lusuh itu. Untuk membiayai kehidupan sehari-hari gue, bokap gue banting perut dan nyokap gue banting pantat buat mencukupi kehidupan gue (ironis pertama). Nyokap gue buat makanan kecil-kecilan atau kripik-kripikan yang bakalan beliau simpan di warung-warung lain dan di ambil hasilnya keesokan hari. Dan gawean gue selaku anak yang berbakti, ya gue makanin tuh kripik-kripik buatan nyokap gue sampe abis (langsung di lempar ke sumur). Becanda lah, ya gue bantu ngirimin tuh kripik ke warung-warung tersebut, karena jaraknya yang amat teramat sangat jauh, jadi untuk bisa gue anterin, gue pake sepeda mungil gue yang bermerk ‘Wim Cicle’ dengan motif anjing-anjing dalmension (bener gak tuh nulisnya). Semasa gue kecil dulu, gak ada tuh gue kepikiran buat jadi terkenal kaya boyband-boyband anak yang sekarang, yang gue pengenin waktu kecil ya cuman maen aja, kebiasaan gue sewaktu kecil kalo hari minggu, gue rela bangun pagi-pagi cuma buat nonton film robot kaya Power Ranger, atau Satria Baja Hitam, dan mungkin ini bukan cuman gue doang yang ngerasain tentang kepengennya jadi jagoan di tokoh maskulin yang keren itu. Gue beserta kawan-kawan yang lain suka menghayal untuk jadi Power Ranger, temen-temen gue suka pengen jadi Power Ranger Merah, Biru, Hijau, atau Hitam, beda sama gue, gue sih pengennya jadi Power Ranger Pink atau Kuning (Bencong!). Nyambung lagi ke kehidupan kecil gue, selain membatu nyokap gue nganterin kripik ke warung-warung, gue juga aktif diberbagai kegiatan seperti menjual es teh manis, dan menjual diri (eh).


Galih Maulana Septian, 28 Agustus 2013

0 Curcolll:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...