Kamis, 18 Juli 2013
Meratapi malam
yang kelam
Bergemuruh amarah
di hati
Kegelapan menyayat
mentari,
Seolah melarangnya
kembali berseri.
Mahligai dosa
semerbak di jiwa
Menyebar bagai
zat melekat, pekat
Kini gemuruh
semakin mendekat
Memuncah pecah
pada secuil kertas
Gemuruh tak lagi
bernyanyi
Namun tandanya
menempel di hati
Mendarat tepat di
jantung jiwa
Bagaikan noda
yang tak bisa di cuci
Galih Maulana Septian, 18 juli
2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Curcolll:
Posting Komentar